Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

MBAH SADIMAN DARI WONOGIRI.. ...........Wajahnya sudah terlihat sepuh, giginya sudah banyak yang tanggal, namun semangat menyala-nyala masih tercermin dari kilatan padangan matanya. Jangan tanya lagi soal kemampuan fisiknya, kaki lelaki 65 tahun itu layaknya tak menapak tanah ketika harus naik turun gunung meskipun sembari memikul beban. Napasnya tetap teratur, tak tersengal-sengal.Mbah Sadiman, demikian dia biasa disapa,memang hanya warga biasa di kampungnya. Bahkan rumah 9 x 6 meter berlantai tanah yang dia huni bersama istrinya seperti terselip di antara rumah-rumah warga lain yang cukup besar dan kokoh. Dia dan istri menghidupi diri sebagai petani penggarap lahan tumpangsari di areal Perhutani. Yang paling menopang hidupnya adalah menjual rumput di areal hutan untuk dijual di pasar.Yang istimewa dari Mbah Sadiman adalahdedikasinya kepada lingkungan. Sendirian lelaki tua ini melakukan penanaman pohon-pohon pengikat air di areal lahan hutan, lahan milik negara yang hasilnya pasti tak akan dinikmatinya. Bukan setahun dua tahun dia melakukan itu, namun sudah 19 tahun terakhir. Bukan pula hanya menanam, namun juga marawat dan membesarkannya. Termasuk menyulami atau menanaminya lagi jika tanaman sebelumnya mati. Dia melakukannya sendirian

WONOGIRI... MBAH SADIMAN SANG PECINTA LINGKUNGAN HIJAU..  BERKAT MBAH SADIMAN DESANYA YANG TADINYA SULIT DGN SUMBER AIR, KINI AIR MELIMPAH SEPANJANG TAHUN DENGAN BERKAH DARI ALLAH.. sosok mbah sadiman tak asing lagi bagi warga wonogiri... sang pencinta lingkungan hijau..  patut untuk ditiru oleh kita kita sebagai penerus perjuangannya.. DESA PUCUNGPUN BISA DI BUAT SEPERTI INI, MURAH AIR SEPANJANG TAHUN KALAU GENERASI MUDA DAN PENERUSNYA MAU BAHU MEMBAHU MENANAMI GUNUNG GUNUNGNYA DENGAN POHON BERINGIN...seperti yang di contohkan mbah sadiman.. pohon beringinlah yang bisa menyimpan mata air sepanjang tahun di kala musim kemarau berkepanjangan.... Wajahnya sudah terlihat sepuh, giginya sudah banyak yang tanggal, namun semangat menyala-nyala masih tercermin dari kilatan padangan matanya. Jangan tanya lagi soal kemampuan fisiknya, kaki lelaki 65 tahun itu layaknya tak menapak tanah ketika harus naik turun gunung meskipun sembari memikul beban. Napasnya tetap teratur, tak ...